Nama,kelas,NPM : Teni karlina/2PA11/17511072
A.penyesuaian diri
1.Pengertian
penyesuaian diri
Penyesuaian diri merupakan
suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan
manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara
manusia dengan lingkungannya.
2.Konsep
Penyesuaian Diri
Makna akhir dari hasil pendidikan
seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat
membantunya dalam penyesuaian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada
tuntutan masyarakat. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu
menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental,
dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana
kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah.
Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam
keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan
yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan
normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat,
dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup
guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian
yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara
harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
3.Pertumbuhan Personal
a.Penekanan pertumbuhan,
penyesuaian diri dan pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Secara
umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan
dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan
kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun
bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka
keseluruhan
b.Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya
individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada
rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri.
c.Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
kondisi jasmaniah seperti pembawa
dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan
atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi
antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya
orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh,
ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan
pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku
maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor
yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan
gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian,
kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian
diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga
berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya
dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik
pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh
seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
d.Fenemelogi pertumbuhan
Fenomenologi
memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan
diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya
sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.”
(Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers,
yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik
B.STRESS
1.Apa itu stres? efek-efek dari stres "General Adaption Syndrom"
.-
Stress adalah kondisi dinamik dimana
seseorang dikonfrontasikan dgn suatu peluang,
kendala atau tuntutan yg dikaitkan dgn apa yg sangat diinginkan & yg
hasilnya dipersepsikan sbg tiadk pasti & penting .
- Hans Seyle (1936) merumuskan stres
sbg General Adaptation Syndrome (GAS) atau sindrom penyesuaian umum. apabila
faktor penyebab stres tdk dpt diatasi & terlalu besar maka reaksi tubuh adl
GAS mulai bekerja utk melindungi individu agar bertahan hidup. GAS mrpk reaksi fisiologis akibat
rangsangan fisik & psikososial. Bila individu terancam oleh stres,
isyaratnya akan dikirim ke otak & otak mengirim informasi ke hipotalamus
shg sistem saraf otonom & endokrin terstimulasi. Akibatnya terjadi
perubahan fisiologis berupa gejala sistem saraf otonom & sistem endokrin.
2.Faktor-faktor individual dan social
yang menjadi penyebab stress
Faktor Internal
Yaitu, stressor yang berasal dari
dalam diri individu sendiri. Ada beberapa hal yang merupakan stressor internal,
antara lain:
Kepribadian
Seseorang dengan Tipe A memiliki
cirri-ciri sebagai berikut: agresif, ambisius, senang bersaing, senang
menyelesaikan pekerjaan dan kebiasaan berlomba dengan waktu. Pada waktu-waktu
tertentu, mereka mampu menunjukkan kemampuan dan keefisienan mereka. Namun,
bila dihadapkan dalam kondisi stressful, mereka tidak mampu lagi untuk
mengendalikan diri dan kebingungan. Seseorang dengan Tipe B memiliki cirri-ciri
yang berlawanan dengan Tipe A, yaitu : easygoing, tidak suka berkompetisi dan
tenang.
Kognitif
Kognitif
juga dapat menjelaskan bagaimana jalannya seseorang dapat mengalami stres.
Stres secara khusus dapat mempengaruhi individu secara pribadi dalam menerima
dan menginterpretasikan suatu masalah.
Faktor Eksternal Yaitu, stressor yang berasal dari luar diri individu. Beberapa stressor eksternal :
Faktor rumah tangga (stress in the
family)
Stres
dalam keluarga didefenisikan sebagai tekanan yang dapat merusak atau mengubah
sistem dalam keluarga. Pengaruh stres ini terhadap keluarga yaitu mengurangi
keharmonisan dan merupakan sumber dari berbagai masalah.
Faktor lingkungan (environmental
stress)
Lingkungan
adalah tempat yang mengarah pada hal di sekeliling kita, ruang fisik yang dapat
dirasakan dan tempat kita berperilaku. Byrne dan Clare (dalam Rice, 1992)
mengemukakan pengertian stres lingkungan sebagai suatu kondisi sikap seseorang
terhadap aspek-aspek tertentu dari lingkungan.
Faktor sosial (social source of
stress)
Perubahan
sosial dapat dilihat dari perubahan gaya hidup (life-style changes),
nilai-nilai dan tradisi-tradisi lama yang telah bergeser. Perubahan-perubahan
yang terjadi meliputi aborsi, kebebasan homoseksual, pernikahan yang kemudian
membuat keluarga, masyarakat dan pemerintahan terpengaruh untuk mengikuti
perubahan-perubahan tersebut.
3.Tipe-tipe stress psikologi
a.Tekanan
Tekanan
adalah suatu keadaan yang menimbulkan konflik, dimana individu merasa terpaksa
atau dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan atau dipaksa untuk
tidak melakukan hal-hal yang diinginkannya. Tekanan tersebut dapat bersumber
dari dalam maupun luar dirinya.
b.Frustasi
Roger
dan Dororthy (dalam Wiramihardja, 2005: 44) menjelaskan frustrasi adalah suatu
saat atau momen dimana individu menghayati situasi terhambat ketika melakukan
upaya untuk mencapai apa yang diiinginkan atau dituju. Reaksi dari frustasi ada
dua macam, yaitu:
-Unfrustrated
behavior (perilaku yang tidak terfrustasikan)
-Frustrated behavior (perilaku
yang terfrustasikan)
c.Konflik
Terjadi
apabila individu tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam kebutuhan atau
tujuan. Memilih yang satu berarti frustrasi terhadap yang lain.
d.Kecemasan
Kecemasan
merupakan suatu kondisi yang dihadapi seorang individu ketika menghadapi
perubahan dalam hidupnya.
4.Symptom-reducing
responses terhadap stress, Mekanisme pertahanan diri dan strategi coping untuk mengatasi stres "minor"
a.
Pengertian symptom – reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan brjalannya
waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi
kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme
pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi
gejala-gejala stress yang ada.
b.
Mekanisme pertahanan diri
Dibawah ini contoh-contoh mekanisme
pertahanan diri (defend mechanism) yang biasa dilakukan
individu:
Penyangkalan
adalah pertahanan melawan kecemasan
“menutup mata (pura-pura tidak melihat)” terhadap sebuah kenyataan yang
mengancam. Individu menolak sejumlah aspek kenyataa yang membangkitkan
kecemasan. Kecemasan atas kematian orang yang dicintai misalnya,
dimanifestasikan oleh penyangkalan terhadap fakta kematian. Dalam
peristiwa-peristiwa trags seperti perang atau bencana-bencana lainnya,
orang-orang sering melakukan penyangkalan terhadap kenyataan-kenyataan yang
menyakitkan untuk diterima.
Proyeksi
Proyeksi adalah mengalamatkan
peristiwa-peristiwa tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang
lain. Seseorang melihat pada diri orang lain hal-hal yang tidak disukai dan ia
tidak bisa menerima adanya hal-hal itu pada diri sendiri. Jadi, dengan
proyeksi, seseorang akan mengutuk orang lain karena kejahatannya dan menyangkal
memiliki dorongan jahat seperti itu. Untuk menghindari kesakitan karena
mengakui bahwa di dalam dirinya terdapat dorongan yang dianggapnya jahat, ia
memisahkan diri dari kenyataan ini.
Fiksasi
Fiksasi maksudnya adalah terpaku
pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah ketahap
selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan. Anak yang terlalu bergantung
menunjukkan pertahanan berupa fiksasi, untuk menghadapi kecemasan anak, hal ini
dapat menghambat anak dalam belajar mandiri.
Regresi adalah melangkah mundur ke
fase perkembangan lebih awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar.
Contohnya, seorang anak yang takut sekolah memperlihatkan tingkah laku
infantile seperti menangis, mengisap ibu jari, bersembunyi dan menggantungkan
diri pada guru.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah menciptakan
alasan-alasan yang “baik/benar” guna menghindari ego yang terluka; memalsukan
diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
Orang yang tidak memperoleh kedudukan mengemukakan alasan, mengapa dia begitu
senang tidak memperoleh kedudukan sesungguhnya yang diinginkannya. Atau seorang
pemuda yang ditinggalkan kekasihnya, guna menyembuhkan egonya yang terluka ia
menghibur diri bahwa sigadis tidak berharga dan bahwa dirinya memang akan
menendangnya.
Sublimasi
Sublimasi adalah menggunakan jalan
keluar yang lebih tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima bagi
dorongan-dorongannya. Contohnya, dorongan agresif yang ada pada seseorang
disalurkan kedalam aktivitas bersaing di bidang olahraga sehingga dia menemukan
jalan bagi pengungkapan jalan agresifnya, dan sebagai tambahan dia bisa
memperoleh imbalan apabila berprestasi dibidang olahraga itu.
Displacement
Displacement adalah mengarahkan
energy kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang
sesungguhnya, tidak bisa dijangkau. Seorang anak yang ingin menendang
orangtuanya dialihkan kepada adiknya dengan menendangnya atau membanting pintu.
Represi
Represi adalah melupakan isi
kesadaran yang traumatis atau yang bisa membangkitkan kecemasan; mendorong
kenyataan yang tidak diterima kepada ketidaksadaran, atau menjadi tidak
menyadari hal-hal yang menyakitkan. Represi merupakan salah satu konsep Freud
yang paling penting, yang menjadi basis bagi banyak pertahanan ego lainnya dan
bagi gangguan-gangguan neurotic.
Formasi reaksi
Formasi reaksi adalah melakukan
tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar; jika perasaan-perasaan
yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tingkah laku
yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang bisa menimbulkan ancaman
itu. Contohnya seorang ibu yang memiliki perasaan menolak terhadap anaknya,
karena adanya perasaan berdosa, ia menampilkan perasaan yang berlawanan yakni
terlalu melindunginya atau “terlalu mencintainya”. Orang yang menunjukkan sikap
yang menyenangkan yang berlebihan atau terlalu baik boleh jadi berusaha
menutupi kebencian dan perasaan-perasaan negatifnya.
strategi coping untuk mengatasi stress “minor”
1. Strategi Terfokus Masalah
(Problem Focus Coping), yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada
masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara
untuk mengubahnya atau menghindarinya.
2. Strategi Terfokus Emosi
(Emotional Focus Coping), yaitu upaya untuk mencegah perbuatan negatif
menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat
dikendalikan.
5. Pendekatan problem solving terhadap stress, bagaimana meningkatkan toleransi stres.
Dalam Siswanto dijelaskan dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback. Tetapi jika teman-teman tahu tentang hipno-self, teman-teman cukup menghipnotis diri sendiri dan melakukan sugesti untuk diri sendiri, cara ini lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Dan jika teman-teman ingin melakukan hipno-self, utamanya adalah tempat harus nyama dan tenang, dan teman-teman cukup membangkitkan apa yang menyebabkan teman-teman stres, cari tahu gejalanya hingga akar dari masalah tersebut, kemudian berikan sugesti-sugesti yang positif, Insya Allah cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan Semesta Alam).
Sumber :
http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri.html
http://anyoo.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
http://www.psychologymania.com/2012/12/faktor-faktor-penyebab-stres.html
http://pelangipsikologi.wordpress.com/category/psikologi-klinis/
http://www.psychologymania.com/2012/02/mekanisme-mekanisme-pertahanan-diriego.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar