A. Empowerment
Stres dan Konflik
1. Pengertian Empowerment
Empowerment adalah sebuah
konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial.
Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people
centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
2. Kunci efektifitas
Empowerment dalam Manajemen
Friedmann
dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi
masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah
tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi
dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah
tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan
meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap
dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
3. Pengertian Stres
pada manusia
Koeswara (1988) mengatakan bahwa
stres bisa muncul berupa stimulus eksternal (sosiologis atau situasional) dan
bisa berupa stimulus internal (intrapsikis), yang diterima atau dialami
individu sebagai hal yang tidak menyenangkan atau menyebabkan serta menuntut
penyesuaian dan atau menghasilkan efek, baik somatik maupun behavioral.
4. Sumber Stres pada
manusia
Sumber-sumber potensi stress :
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Organisasi
c. Faktor Pribadi
5. Pendekatan
terhadap stress pada manusia
a. Pendekatan Individu
Seorang
karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang
bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik,
latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka
seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan
kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh
agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat.
b. Pendekatan Perusahaan
Beberapa
penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi
yang scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat
diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen
untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,
penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,
komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut
akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan
interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan mcnjadi strategi
penanganan individual, organisasional dan dukungan sosial.
6. Definisi
Konflik
Menurut Killman dan Thomas (1978),
konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar
nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu
maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
7. Jenis-jenis
Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role).
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar
gank).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi
melawan massa).
4. Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
5. Konflik antar atau tidak antar agama.
6. Konflik antar politik.
7. Konflik individu dengan kelompok
8. Proses Konflik
Proses Terjadinya Konflik Menurut Beberapa Para Ahli :
Menurut Hendricks, W.(1992) prose terjadinya konflik terdiri
dari 3 tahap :
a Peristiwa sehari-hari , yaitu ditandai dengan adanya
individu meresa tidak puas atau
jengkel terhadap
lingkungan kerja.
b. Adanya tantangan, yaitu apabila terjadi masalah,
individu saling mempertahankan pendapat mereka
masing-masing dan
menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota menganggap perbuatan yang
dilakukan sesuai
dengan standar dan aturan aaaaorganisasi.
c.Timbulnya pertentangan, yaitu pada tahap ini
masing-masing individu atau kelompok
bertujuan untuk
menang dan mengalahkan kelompok lain.
B. Komunikasi dalam Manajemen
1. Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
2. Proses
Komunikasi
Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
3. Hambatan
dalam Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif
tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang
sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi
pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
a). Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap
proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih
disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca,
kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan
media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari
frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
b). Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang
sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan,
prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
4. Komunikasi
Interpersonal
a. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati
komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikanumpan balik segera.
b. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan
balik langsung.
5. Model Pengolahan
Informasi Komunikasi
Model-model Pengolahan Informasi pada dasarnya
menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang
dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model
Pengolahan informasi berorientasi pada :
· Proses
Kognitif
· Pemahaman
Dunia
· Pemecahan
Masalah
· Berpikir
Induktif
6. Model
Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
Keseluruhan
proses manajemen dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang
membutuhkan keterbukaan dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun
pekerja. Bawahan menurut /melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka
dibuat seperti itu, tetapi karena mereka merasa mengerti oleh manajer dan
memahami masalahnya. Pekerja bekerja keras untuk membuat keputusan yang
benar. Mereka merasa tidak suka dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk
membuat keputusan bahkan jika keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan
memecahkan masalah bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi tersebut,
dan jika anda sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan tidak
menyukai anda. Tunjukan masalahnya; jangan pecahkan. Biarkan bawahan memecahkan
masalah-masalah mereka dengan bantuan anda.
Sumber :
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06. penanganan - kerja
http://firslesson.blogspot.com/2012/09/prosesterjadinya-konflik-menurut.html
(10 Januari 2014 21.15 WIB)
psychology/2008/Artikel_10502173.pdf Depok: Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma
Bartlett & Jones, Inc (1999) Manajemen Stres Jakarta
: Buku Kedokteran EGC