Teni Karlina/3PA11
A. MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
·
Pengertian Controlling (mengendalikan)
Pengawasan, Pengendalian atau
Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,
bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah
digariskan semula.
·
Langkah – langkah dalam mengendalikan fungsi manajemen
Dalam
proses pengendalian (kontrol) dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut ini :
1.
Menentukan standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
2.
Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3.
Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan
bila
ada.
4.
Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan
tujuan
sesuai
dengan rencana.
· Tipe –
tipe Kontrol Dalam Manajemen
Ada
4 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
1.
Pengendalian dari dalam organisasi
(kontrol internal)
Adalah
pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk
dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit pengendalian
ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan
untuk melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu pimpinan dapat mengambil suatu tindakan korektif terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control),
misalnya unit kerja Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan di tingkat
departemen.
2.
Pengendalian luar organisasi
(kontrol eksternal)
Adalah
pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi
terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain
itu pengawasan dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu
organisasi untuk minta bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya.
Misalnya Konsultan Pengawas, Akuntan swasta dan sebagainya.
3.
Pengendalian preventif
Adalah
pengendalian yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud
pengendalian preventif adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
4.
Pengendalian represif
Adalah
pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud
dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan
pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah
direncanakan (dalam pengendalian anggaran disebut post- audit).
· Proses
Kontrol Manajemen
Dalam
proses pengendalian manajemen yang baik sebaiknya formal, akan tetapi sifat
pengendalianinformal pun masih banyak digunakan untuk proses manajemen.
Pengendalian manajemen formalmerupakan tahap-tahap yang saling berkaitan antara
satu dengan lain, terdiri dari proses :
1.Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan
dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap
program yang telah ditentukan.
2.Penganggaran (Budgeting)
Pada
tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam
satu moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini
berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3.Operasi dan Akuntansi (Operating
and Accounting)
Pada
tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan
dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut
digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat
tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk
pemrograman di masa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan
pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4.Laporan dan Analisis (Reporting
and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari
proses pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat
dikumpulkan.
B. KEKUASAAN DAN PENGARUH
· Pengertian
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang
didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan
melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002).
· Sumber –
sumber Kekuasaan
1. Sumber kekuasaan antar individu
(interpersonal sources of power).
ü
Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi
individual dalam suatu organisasi.
ü
Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari
karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.
2. Sumber kekuasaan struktural (structural
sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group atau
inter-departmental power yang merupa-kan sumber kekuasaan kelompok.
·
Unsur – unsur kekuasaan
1. Wewenang
Mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya
hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal
maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan
kerjasama yang baik dengan bawahannya.
Contoh : Hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu
Contoh : Hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu
2. Paksaan
Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang
bersifat ilegal atau tidak resmi. Contoh : Seorang preman yang sering menganggu
dan memalak seseorang dengan cara paksa.
3. Manipulatif
Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat
menipu atau mempengaruhi orang lain agar seseorang dapat tertarik padanya.
sebuah titik dimana kita berusaha
“melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh : Seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
“melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh : Seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
4. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
individu atau kelompok untuk
Mencapai suatu tujuan. Contoh : Dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh
Tujuan
Mencapai suatu tujuan. Contoh : Dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh
Tujuan
5. Upah dan prestasi kerja
Prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai.
Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja. Contoh :
Seorang yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena
berharap mendapatkan upah yang diberikan.atasannya.
berharap mendapatkan upah yang diberikan.atasannya.
·
Bentuk – bentuk Kekuasaan Menurut French
& Raven
Ada lima bentuk kekuasaan menurut French and Raven (1960). Diantaranya Coersive Power, Insentive Power, Legitimate
Power, Expert Power dan Referent Power.
1.
Coersive
Power
Merupakan suatu kekuatan untuk memaksa seseorang untuk
melakukan sesuatu yang mungkin melawan kehendak mereka. Dari sisi si pemegang
kekuasaan (A), ia mempunyai kekuasaan untuk memaksa orang lain agar mereka
merasa takut. Pemaksaan juga merupakan kekuatan utama semua pemerintah.
Contoh : Ketika seorang dosen membuat peraturan kepada
mahasiswanya. Mahasiswa tersebut harus masuk kelas minimal 10 kali dalam
periode 1 semester jika tidak maka dosen tersebut tidak akan memberikan nilai
aman kepada mahasiswa tersebut. Atau dapat juga ketika dosen tersebut mempunyai
peraturan dimana mahasiswa harus datang tepat waktu. Keterlambatan maksimal 15
menit. Jika lewat dari jam tersebut ia tidak boleh mengikuti mata kuliah
tersebut hari itu. Dan apabila telah 3 kali terlambat atau tidak masuk kelas
maka ia tidak boleh mengikuti mata kuliah tersebut selama semester itu atau
dengan kata lain nilainya E. Hal tersebut termasuk coersive power dari si A
(dosen) kepada si B (mahasiswanya).
2.
Insentive
Power
Merupakan pematuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan
untuk membagikan imbalan yang dipandang oleh B sebagai sesuatu yang berharga.
Dalam konteks organisasi, insentive dapat berupa gaji, kenaikan pangkat, rekan
yang ramah, informasi yang penting, daerah kerja yang disukai dan penilaian
hasil kerja. Kekuasaan yang demikian kemampuan memberi kepada orang lain apa
yang mereka inginkan, dan karenanya meminta mereka untuk melakukan hal-hal
untuk orang tersebut dalam pertukaran.
Contoh : Seorang manager sebuah kantor majalah
memberikan suatu informasi yang up to date, original dan belum diketahui
siapapun kepada seorang wartawan di kantor majalah tersebut. Maka informasi
tersebut dianggap sangat penting dan berharga bagi produktivitas wartawan itu
dan mungkin dapat mempromosikan kenaikan jabatannya. Hal tersebut menerangkan
adanya insentive power dari si A (manager) kepada si B (wartawan). Si wartawan
lebih mudah dipengaruhi managernya dan melakukan apa saja yang mungkin
managernya inginkan.
3.
Legitimate
Power
Merupakan suatu kekuasaan sah/resmi yang diterima oleh
seseorang sebagai hasil dari pelimpahan wewenang dalam suatu organisasi.
Kekuasaan yang sah adalah sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran.
Legitimasi mungkin berasal dari kekuatan yang lebih tinggi, sering dikaitkan
dengan kekuatan pemaksa. Legitimate Power mempunyai pengaruh yang cepat. Bentuk
kekuasaan ini juga sering disebut sebagai posisi otoritas karena dapat mencakup
kekuasaan paksaan dan imbalan.
Contoh : Misalnya, dalam kasus seorang supervisor
casier di suatu supermarket mempunyai kekuasaan terhadap bawahannya (casier).
Apakah supervisor harus mempertahankan karyawannya jika kinerjanya baik ataukah
ia harus memecatnya karena kinerjanya buruk. Hal tersebut telah menjadi
kekuasaannya. Ia mempunyai kekuasaan resmi dari pimpinan supermarket tersebut.
4.
Expert Power
Merupakan suatu kekuasaan yang berupa pengaruh yang
didasarkan pada suatu keahlian atau keterampilan lebih. Kekuatan Expert adalah
bentuk yang sangat umum kekuasaan dan merupakan dasar untuk proporsi yang
sangat besar kolaborasi manusia, termasuk sebagian besar perusahaan di mana
prinsip spesialisasi memungkinkan perusahaan-perusahaan besar dan kompleks yang
harus dilakukan.
Contoh : Misalnya, seorang arsitek dan designer
interior kepada seorang pengusaha yang ingin membangun perhotelan di suatu
tempat. Arsitek tersebut mempunyai kekuasaan berupa pengaruh kepada si
pengusaha dalam hal perencanaan pembangunan hotel tersebut karena ia lebih ahli
dalam bidang konstruksi bangunan dan design interior. Si pengusaha itu pun akan
terpengaruh oleh saran-sarannya karena ia ahli atau lebih banyak tahu di bidang
tersebut. Hal tersebut menunjukkan adanya expert power dari si A (arsitek)
kepada si B (pengusaha).
5.
Referent
Power
Merupakan suatu bentuk kekuasaan yang berupa pengaruh
yang didasarkan oleh rujukan atau pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang
diinginkan seseorang. Kekuasaan ini didasarkan oleh kekaguman, mirip dengan
kharisma. Jika seseorang mengidolakan seseorang karena kagum, maka seseorang
yang menggagumi tersebut juga ikut terpengaruh oleh kekuasaan idolanya. Ini
adalah kekuatan kharisma dan ketenaran dan dikerahkan oleh semua figur
masyarakat serta para pemimpin sosial yang lebih lokal. Mereka yang memiliki
kekuasaan rujukan juga dapat menggunakannya untuk pemaksaan.
Contoh : Misalnya, sosok Mario Teguh, seorang
motivator terkemuka yang dikagumi banyak orang karena kharismanya dan ciri
pribadi yang menarik banyak perhatian para penggemarnya bahkan peserta acara
motivasi atau sekedar pemirsa televisi yang menyaksikan acaranya pun dapat
terpengaruh oleh apa yang ia bicarakan. Dan mungkin karena ketenarannya Mario
Teguh juga dapat mempengaruhi produser acara untuk menjadikannya pembicara
tetap di suatu acara dengan bayaran yang sesuai dengan standar yang ia punya.
Sumber :
Stoner, J.A.F.,
Sitrait, A. (1993). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Stoner, J.A.F.,
Freeman, R.E., Gilbert Jr, D.R., (1995). Manajemen: jilid I. Jakarta:
Prenhallindo.
Hasibuan, M. S. P.
(2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Sinar Grafika Offset : Jakarta