Selasa, 05 November 2013

Psikologi Manajemen



Pengorganisasian struktur manajemen dan actuating dalam manajemen
  
Nama     : Teni Karlina
Kelas    : 3PA11

A. Pengorganisasian struktur manajemen

1. Pengertian struktur organisasi
Menurut Hollenbeck (1995) struktur organisasi adalah suatu jaringan yang relatif stabil dari hubungan antara personel dan tugas yang membentuk sebuah organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu beban dan tanggung jawab serta hubungan jalur komunikasi (Robbins, 1999). 

2. Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi : 
     a. Formal
            Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber-sumber daya yang tersedia.
     b. Informal 
             Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efesien, dan terjadi biaya yang tidak perlu.

3. Contoh struktur organisasi dari suatu perusahaan


 




4. Manfaat struktur fungsional dan struktur divisional

    a. Manfaat struktur fungsional
            Setiap karyawan mengetahui  peran dan tugasnya disetiap bagian serta menghindari kesalahan peran yang akan dijalankan.

    b. Manfaat struktur divisional
            Koordinasi antar bagian menjadi lebih cepat dan mudah, dan memberikan kesempatan untuk perkembangan karir.

5. Kerugian struktur fungsional dan struktur divisional

     a. Kerugian struktur fungsional
              Bisa memicu timbulnya persaingan yang bisa mengakibatkan konflik antar fungsi, serta bisa membuat tingginya biaya koordinasi antar fungsi.

     b. Kerugian struktur divisional
               Bisa menimbulkan persaingan tidak sehat antar divisi akibat turunnya komunikasi antara spesialisasi fungsional.

B. Actuating dalam Manajemen
1. Pengertian actuating manajemen
            Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (Disingkat POAC) dalam Mulyono (2008:23), yaitu “planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan),controlling (pengendalian)”. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa, “Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.” Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
2. Pentingnya actuating manajemen
Pentingnya actuating adalah untuk lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3. Prinsip actuating dalam manajmen
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, menurut Robbins P. Stephens (1989) Actuating yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a.       Prinsip mengarah pada tujuan
     Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan
     Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
    Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Prinsip kesatuan komando
       Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
4. Pentingnya mencapai actuating manajemen yang efektif
         Pimpinan harus menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di tempuh oleh perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan, agar setiap orang yang menjadi bawahannya mengerti peranan apa yang di harapkan pimpinan dengan baik dan jelas.

Sumber :
- Samuel, Certo. (1990). Strategic Management.  USA: McGraw-Hill.
- elearning.gunadarma.ac.id/.../bab11-dasar_dasar_pengorganisasian.pdf
- Marlyn M. Helms, ed., Encyclopedia of Management  , 6 Th Edition (Farmington HillsMichigan:
           Gale Cengage Learning, 2009) 665.
- Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
          Media.